www.tribunsatu.com
Galeri Foto - Advertorial - Pariwara - Indeks Berita
 
Dugaan Kasus Korupsi KONI, Suhaimi : Minta Kejari Bengkalis Serius Hingga Tuntas
Jumat, 12-03-2021 - 19:12:30 WIB
TERKAIT:
   
 

BENGKALIS - Kasus dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bengkalis untuk tahun 2019 sebesar Rp 12 Miliar, menjadi persoalan yang tidak bisa di pandang enteng. Kasus ini terbilang cukup krusial penanganannya oleh Kejaksaan Negeri Bengkalis.

Kasus yang semula berawal dari tahapan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket), kini telah pun naik statusnya menjadi penyidikan, kurang lebih menjalani proses waktu dua bulan bergulir.

"Dan kasus ini dengan harapan selain dari memang harus tegaknya hukum juga dapat memberikan percontohan baik bagi kinerja Kejaksaan Negeri Bengkalis," ungkap salah seorang Masyarakat Olahraga Suhaimi.SH yang juga mantan Ketua GAPENSI Kabupaten Bengkalis kepada sejumlah Wartawan, Jumat (12/3/2021).

Emi sapaan akrabnya mengatakan, dirinya sangat menyayangkan hingga terjadinya kasus ini. Mestinya KONI beserta perangkat jajaran dibawah jauh sebelumnya sudah bisa mempertimbangkan baik dan buruk dalam hal memenej kepentingan yang intinya bijak. Termasuk mengelola keuangan yang bersumber dari APBD, sudah barang tentu ada pertanggung jawabannya bila tidak resikonya pun jelas.

Kita bukannya mau menyudutkan atau pun langsung memvonis bukan hak kita, lanjutnya, tetapi bila dipahami kembali mencerna pernyataan dari Kajari Bengkalis Nanik Khushartanti, SH.,MH beberapa waktu yang lalu mengatakan, adanya ditemukan kerugian Negara itu artinya sudah terpenuhi unsur hukum, kasarnya ada ketidak beresan," sebutnya.

Dan lagi kasus ini harus menjadi kasus yang serius kata Emi, pemberitaannya sudah di ketahui oleh banyak pihak secara luas. Jadi dalam kasus ini resikonya bukan lagi cuma sebatas siapa saja yang terbukti bersalah, tapi juga bagi para penyidik atau pihak kejaksaan yang coba melakukan penyelewengan perkaranya.

"Saat ini mereka pun telah diawasi," ungkap Emi.

Tambahnya lagi, jadi kalau ada pihak-pihak yang coba-coba memboncengi kepentingan dengan tujuan agar bagaimana kasus ini bisa terhenti dan sebagainya, rasanya tak perlulah dilakukan, nanti bisa konyol. Karena kasusnya tidak lagi menjadi rahasia umum sudah buming.

"Jadi biarkan saja proses penyidikan berjalan sesuai aturan," sarannya.

Sebetulnya kalau kita semua mau jujur harus nya kita berterimakasih kepada pihak Kejari Bengkalis, mengungkap suatu perkara Korupsi itu bukan kerja mudah, perlu adanya keseriusan dan keahlian. Hari ini kemampuan itu sudah di tunjukkan oleh Ibu Kajari Bengkalis beserta jajaran penyidiknya harus kita suport.

"Dugaan kasusnya Korupsi tak boleh dihalangi ditambah lagi Negara sendiri pun yang sudah sangat gencar memeranginya," beber Emi.

Pria kelahiran Bengkalis yang juga aktif berolahraga di cabang badminton ini, meskipun dimasanya ia tidak terlalu serius untuk karir prestasi akan tetapi semangat olahraganya tetap mengalir. Makanya dengan terbukanya kasus KONI Bengkalis, ia menaruh harapan agar pengungkapan kasusnya benar-benar terang tanpa pandang bulu.

"Ini semua demi kedepannya tidak lagi terulang dan bagi insan olahraga prestasi pun bisa tetap fokus berlatih," ucapnya dengan serius.

Sekali lagi, dirinya sangat setuju dengan langkah tegas Ibu Kajari Bengkalis. Semoga saja niat baik Kajari untuk menyingkap tabir Korupsi di Kabupaten Bengkalis dapat terwujud dan didukung oleh semua pihak.

Yang terpenting tujuannya jujur tidak plin-plan atas kasus hukum yang sudah di jalankan. Maka prosesnya wajib di tuntaskan, terutama juga kasus KONI yang sudah viral dan lagi disini kredibilitas Ibu Kajari sudah di pertaruhkan," pesan Suhaimi mengakhiri.(Elg)



 
Berita Lainnya :
  • Dugaan Kasus Korupsi KONI, Suhaimi : Minta Kejari Bengkalis Serius Hingga Tuntas
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Tokoh - Opini - Galeri - Advertorial Indeks Berita
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2020 PT. HESTI TRIBUNSATU PERS, All Rights Reserved