KEPRI, Pada pemberitaan edisi sebelum Nya media ini menginformasikan ada empat orang oknum Kades sedang berpesta miras dikota Tanjungpinang, ternyata ada kekeliruan dalam penulisan jumlah oknum Kades tersebut.

Yang benarnya ada Lima orang Oknum Kepala Desa asal Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, saat menggelar pesta miras plus bersenang-senang dengan sejumlah perempuan penghibur (pramuria) disalah satu Pub atau clab malam yang berada di Kota Tanjungpinang, kepergok wartawan media ini, pada Minggu (10/6/2024) malam.

Kejadian yang sangat memalukan, 5 (lima) orang oknum Kepala Desa asal Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, kepergok wartawan media ini, saat sedang asik berpesta miras yang ditemani sejumlah perempuan penghibur (pramuria) yang cantik dan muda belia, dengan iringan musik karaoke, disalah satu Pub atau clab malam atau tempat Karaoke yang bernama Morena Bar & Karaoke, yang berada diarea Bintan Plaza, tepatnya berlokasi didepan Hotel Rasa Yakin, yang beralamat dikelurahan Tanjung Unggat, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Adapun inisial dari 5 orang Kades tersebut disinyalir atau diduga bernama; Arp Kades Blkur, Arf Kades T.Lpat, Msd Kades T.Klit, Yto Kades Kton dan Arb Kades P.Mdang.

Jelas perbuatan lima orang oknum Kepala Desa tersebut terkesan sudah mencoreng nama baik sebagai pemimpin di desa mereka, Diduga prilaku ini sangat tidak pantas untuk seorang Kepala Desa, dan perbuatan ini bisa dikategorikan semacam perbuatan yang sudah menjatuhkan Marwah dan mencoreng nama baik mereka sebagai seorang pemimpin dan sekaligus bisa juga mencoreng nama baik desanya sendiri.

Perbuatan ini merupakan aib, dan sangat memalukan, dan tentu saja perbuatan lima orang oknum Kepala desa asal Kabupaten Lingga ini tidak pantas didiamkan, sepertinya terhadap lima orang oknum Kades ini sudah layak dilakukan sanksi tegas dari Kepala Daerah Kabupaten Lingga atau Bupati Lingga Provinsi Kepri

Demikian kami sampaikan kepada publik untuk mengetahuinya, kita tunggu saja apa yang akan terjadi atas perbuatan yang jelas-jelas sudah mengotori etika moral seorang pemimpin desa itu. (Edi)