Indragiri Hulu, ( tribunsatu.com ) - Terkait hasil kebun plasma yang di kelola PT. Sinar Reksa Kencana ( SRK ) tidak pernah transparan kepada petani, sehingga sebagai pemilik lahan bakal melaporkan resmi ke Bupati dan DPRD Kabupaten Indragiri Hulu.

Hal tersebut di akui Sutrisno pada awak media Jumat, ( 4/2-2022 ).

Menyoal hasil kebun lanjutnya’ petani hanya dapat menerima Rp 150 ribu per hektar dalam setiap bulan yang di berikan pihak koperasi, dan tidak masuk akal dari hasil produksi tanaman kebun tahun 2009.

Anehnya lagi, bahwa PT.SRK saat ini beralih menjadi investasi PT Mentari, pada hal lahan tersebut bukan kebun inti, melainkan lahan plasma yang seharusnya mendapat persetujuan terlebih dahulu dari masyarakat sebagai pemilik, sedangkan kebun plasma itu belum konfersi kepada petani.”tukasnya

Ketua Koperasi Tani Sawit Mandiri Desa Talang 7 Buah Tangga Kecamatan Rakit Kulim, Naem membenarkan kebun plasma belum konfersi lahan dari PT.SRK.

Menyinggung soal lahan plasma berfariasi tahun tanam sebutnya’ lagi, sebab ada tanam sawit Tahun 2009 dan terakhir 2014. Maka petani menerima hasil secara global yang di bagi secara merata.

Dimana pihak perusahaan kurang melakukan perawatan terhadap kebun yang membuat produksi kurang, di perparah saat ini, bahwa PT.SRK telah take over dengan PT.Mentari. Artinya investasi yang ada, bukan lagi milik PT.SRK tanpa di ketahui pihak Koperasi.

Ada sekitar 3.000 hektar kebun plasma dengan PT.SRK yang bernaung di empat Koperasi, hanya saja belum penyerahan lahan, sehingga yang di terima petani baru Rp 150 per hektar dari hasil kebun plasma tersebut.”tukasnya.

Sebelumnya Komisi II DPRD Kabupaten Inhu, Chandra Saragih SE berjanji akan memfasilitasi sesuai tuntutan petani, namun pihak masyarakat harus membuat laporan sebagai dasar petunjuk untuk di lanjutkan nanti ke pimpinan.

Dan soal kebun plasma yang di kelola PT.SRK, sejak lama di ketahui telah bermasalah.”tutupnya.Frasetia ).