www.tribunsatu.com
Galeri Foto - Advertorial - Pariwara - Indeks Berita
 
Penerimaan Negara Bocor
Negara Kehilangan Penerimaan 838 Miliar, April Group Diduga Manipulasi Data Ekspor
Minggu, 08-11-2020 - 10:36:58 WIB
TERKAIT:
   
 

Pengelolaan Pulp di Perusahaan Group April


PEKANBARU, Tribunsatu.com Perusahaan Bubur Kertas terbesar di Asia, April Group, milik pengusaha Taipan, Sukamto Tanoto, diduga "menggelapkan" Penerimaan Negara dari sektor pajak sebesar 838 Miliar rupiah akibat adanya manipulasi data ekspor, Minggu 8/11/2020.

Informasi ini dikutip oleh awak media ini dari pemberitaan dibeberapa media Online Nasional, katadata dan tirto.id, dimana dalam lansiran media tersebut mengatakan Perusahaan Sukamto Tanoto disebutkan oleh Forum pajak berkeadilan bahwa pihaknya menemukan Perusahaan Grup April menyembunyikan keuntungan perusahaan pada ekspor bubur kertas (Pulp) di Indonesia.

Praktik permak data ekspor bubur kayu diduga dilakukan kelompok usaha  milik konglomerat Sukanto Tanoto. Lembaga Forum Pajak Berkeadilan menegaskan temuanya, dugaan Asia Pacific Resources International Holdings (APRIL Group) melakukan praktik tersebut. Temuan ini merupakan tindak lanjut dari laporan investigasi tim Indonesialeaks pada Februari lalu.

Tim Indonesialeaks diketahui menemukan dugaan manipulasi data ekspor perusahaan Grup Sukanto Tanoto, bahkan Toba Pulp Lestari Tbk, dikabarkan telah lebih dulu memanipulasi dokumen pencatatan ekspor dissolving woods atau pulp larut pada periode 2007-2016.  Toba Pulp diduga menjual pulp larut ke perusahaan terafiliasi di bawah bendera Grup Sukanto Tanoto yakni DP Macao dan Sateri Holdings Limited.

Namun, penjualan itu diduga tak pernah dilaporkan ke Bea Cukai. Temuan Tim Indonesialeaks tersebut dilaporkan.

Nah, dalam laporan yang dirilis Forum Pajak Berkeadilan dengan judul Mesin Uang Makau, Dugaan Pengalihan Keuntungan dan Kebocoran Pajak pada Ekspor Pulp Indonesia, pada Selasa (3/11) menyebutkan modus yang hampir sama disinyalir dilakukan APRIL pada 2016 - 2018. Praktik ini diduga setelah Toba Pulp menghentikan dugaan manipulasi pencatatan ekspor pulp larut.

“Pada waktu berdekatan, pabrik pulp lain yang jauh lebih besar tampak mulai menggunakan praktik pengalihan keuntungan serupa,” tulis laporan tertulis Forum Pajak Berkeadilan, Selasa (3/11).

Dalam dokumen yang dirilis Rainforest, pemasok terbesar Sateri di Tiongkok,  menyebutkan pada periode audit Januari-Oktober mendapatkan pasokan dissolving woods dari pabrik APRIL di Pangkalan Kerinci, Riau.  Namun, APRIL tak pernah menyampaikan pengumuman publik bahwa mereka telah memproduksi pulp larut atau Kode HS dissolving woods di periode tersebut.

Dari dokumen data perdagangan, APRIL diperkirakan mengekspor sekitar 800 ribu ton pulp larut sepanjang 2016–2018. Sebagian besar pulp larut itu diekspor ke pabrik terafiliasi di Tiongkok. Namun, ekspor pulp larut dengan kode HS 470200 oleh APRIL tak pernah tercatat di Indonesia. (Dilansir katadata.com).

Lebih lanjut Forum pajak berkeadilan mendapati kehilangan pajak atau penerimaan Negara dari tindakan dugaan penggelapan keuntungan Group April pada jumlah ekspor bubur kertas.

Forum ajak berkeadilan pun merilis temuanya, bahwa dalam laporannya, Menyebutkan, ada sebesar Rp.838 Miliar Rupiah atau setara dengan 60 juta Dolar AS yang seharusnya dapat diterima dari ekspor Group April. 

Dalam laporan bertajuk Mesin Uang Makau, sejumlah lembaga menyoroti ekspor pulp larut APRIL Tiongkok. APRIL dikendalikan oleh keluarga konglomerat Sukanto Tanoto, menurut temuan forum. Dalam temuannya, mereka mendapati adanya beda data terkait jumlah ekspor APRIL yang dilaporkan di Indonesia dan nilai impor yang dilaporkan di Tiongkok.  

Sebagai perbandingan, pada 2016 hanya ada 2 ton pulp larut yang dikirim APRIL namun otoritas Cina melaporkan telah menerima 230.546 ton pulp dari Indonesia. Lalu 2017 juga sama ada perbedaan antara 120.745 ton berbanding 385.707 ton dan tahun 2018 137.926 ton berbanding 573.727 ton. Selisih pencatatan bersumber dari adanya dugaan perubahan klasifikasi kode produksi pulp APRIL yang diekspor ke Cina. 

Selama 2016-2018 didapati APRIL mengirim produknya ke perusahaan terafiliasi di luar negeri di Makau, Malaysia dan Singapura. Perusahaan di luar negeri itu diduga mengubah data klasifikasi dari pulp kertas menjadi pulp larut, sehingga nilainya lebih mahal saat dijual kembali ke pihak akhir. Perusahaan luar negeri diketahui bertugas sebagai pemasaran atau penjualan. Namun mereka ternyata memperoleh keuntungan tak wajar.

Sebagai perbandingan pada 2016 harga jual pulp larut per ton perusahaan mencapai 400 USD tetapi dijual oleh perusahaan terafiliasi senilai 900 USD. Akibatnya ada kelebihan laba dari yang seharusnya diperoleh perusahaan afiliasi. Per 2016 perusahaan afiliasi memperoleh 30 juta dolar AS hampir sama dengan perusahaan di RI. Angka itu membesar lagi sampai berkisar 150 juta dolar AS di 2018. 

Peneliti The Prakarsa, Herawati Sahnan menjelaskan perbedaan ini menyebabkan lebih rendahnya pencatatan pembukuan penerimaan perusahaan di Indonesia senilai 242 juta dolar AS atau Rp3,35 triliun. Laporan menggunakan hipotesis tingkat pajak penghasilan 25 persen, maka pendapatan perusahaan seharusnya dapat menambah penerimaan negara senilai Rp838 miliar atau 60 juta dolar AS. 

“Hal ini berdampak pada hilangnya potensi penerimaan negara Rp838 miliar dari pajak penghasilan badan,” ucap Herawati dalam konferensi pers, Selasa (3/11/2020). 

Dikabarkan, saat awak media menghubungi Director Corporate Affairs APRIL Group, Agung Laksamana,  Ia menyatakan sudah memberi tanggapan mengenai perkara ini dan merujuk kepada surat yang mereka kirimkan kepada Forum Pajak Berkeadilan, 27 Oktober 2020. 

Dilanjutkan nya, dalam tanggapannya, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), entitas anak APRIL, telah mendapatkan izin untuk memproduksi dissolving pulp dari BKPM. RAPP telah melakukan uji coba produksi jenis pulp baru bernama Acacia Eucalyptus (AE). Tahun 2016, RAPP melakukan kerja sama percobaan peningkatan mutu AE Pulp dengan perusahaan bernama Sateri di Tiongkok. 

Dalam kerja sama itu ada proses pencampuran oleh Sateri untuk memperoleh kualitas yang mereka inginkan. APRIL berkilah, karena masih dalam uji coba, RAPP masih menggunakan HS Code Kraft atau HS Code 4703.290000 hingga spesifikasi produk AE Pulp ini memenuhi standar ekspektasi pembeli. Sebagai realisasi kerjasama, RAPP sudah mengekspor sesuai dengan kebutuhan Sateri dengan HS Code Dissolving Pulp atau HSCode 4702.000000.

Sumber : katadata.com/tirto.id




 
Berita Lainnya :
  • Negara Kehilangan Penerimaan 838 Miliar, April Group Diduga Manipulasi Data Ekspor
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
     
    Tokoh - Opini - Galeri - Advertorial Indeks Berita
    Redaksi - Disclaimer - Pedoman Berita Siber - Tentang Kami - Info Iklan
    © 2016-2020 PT. HESTI TRIBUNSATU PERS, All Rights Reserved