Lingga Kepri, mTribunsatu.com- Sebagai anak Melayu yang berdomisili dan lahir dipulau Singkep Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dan sebagai putra yang lahir dan berdomisili dibumi Bunda Tanah Melayu ini, sudah sepantasnyalah jika mereka memiliki rasa kecintaan yang amat kuat terhadap daerahnya.

Bak pepatah Orang Tua menyebutkan "Hujan emas dikampung orang, Hujan Batu dikampung sendiri, lebihlah sedap tinggal dikampung sendiri" dan Ada lagi bual-bual sehari-harinya ditanah Melayu itu, ada istilah "Dikampung inilah Tembuni ditanam, dikampung inilah hidup mati kite berikan" begitulah madah orang Melayu berbahase.

Jadi tidak heran disaat Dua orang aktivis bertemu dan bersembang, ditambah lagi dengan memiliki semangat bela kampung kelahiran dan tempat domisili yang sangat tinggi, maka terlahirlah satu niat untuk bermimpi tentang kemajuan kampung halaman mereka "Kita wajib harus bermimpi untuk kemajuan kampung kita ini, kita harus sadar bahwa, kampung merupakan hamparan sajadah dimana tempat kita merujuk dan bersujud, Kampung merupakan cerminan diri suatu bangse, dan juge sebagai Bunde utame, jika wajah kampong Kusut masai, make Hencot peot pulelah wajah Bangse" demikian ungkap Marbeska alias Imar selaku Ketua Persatuan Melayu Pulau Singkep yang juga notabenenya sebagai Ketua Persatuan Yudo Kabupaten Lingga, dan ungkapan Imar ini mendapat apresiasi dan diaminkan juga oleh Ribut Satriawan selaku Datok Panglime Keluarga Besar Gagak Hitam Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu malam Minggu (23/03/24)

Dengan meneruskan kalimat "Alhamdulillah dan apresiasi buat Abang kite Bang Imar, dan tentunye untuk sikap yang telah dicetuskan Abang Imar kite ini, mari kita bersatu, bersame-same berganding tangan, satukan barisan, satukan pendapat, selesaikan dengan baik setiap perselisihan, bulatkan tekad satukan semangat, ayo kite jage dan kite gese kemajuan pembangunan kampung halaman yang kita cintai ini, kite belum terlambat, sudah saatnye hari ini kite sadar, bersatu itu satu kekuatan, ibarat lidi, jika sehelai mudah dipatahkan, tapi jika sudah bersatu menyerupai sapu, tidak mudah untuk mematahkannya, bahkan dia mampu menepis sampah yang akan mengotori lingkungan kita, ayolah kita bersatu padu untuk kampung kita ini, untuk ini, hemat saye, sudah saatnyelah kite Berkolaborasi dalam menyumbang pemikiran dan Bhakti kite untuk negeri ini" pungkas Ribut oftimis dengan logat khas melayunye.

Kami yang mendengar bincang-bincang dua sosok pelaku aktivis yang ada dibumi Lingga saat acare bersembang dimalam Ramadhan kemarin itu, sedikit mereka terperangah dan berdecak kagum, begitu mulianya niat yang lahir dari hati dua sosok aktivis yang masing-masing memimpin Organisasi Masyarakat dinegeri Bumi Bunda Tanah Melayu ini.

Ungkapan dan slogan yang dikumandangkan kedua sosok aktivis yang berada di Kabupaten Lingga itu tersebut, jelas mendapat dukungan dan tepuk tangan tanda mendukung, hal ini juga sudah sepantasnyalah mendapat acungan dua jempol dari masyarakat Melayu Kabupaten Lingga.

Dipenghujung acara Bersembang anak Melayu malam kemarin itu, tergambar wajah manis diraut wajah semua yang hadir, apa tidak? Statemen yang disatukan oleh dua sosok aktivis yang tentunya akan diperhitungkan sepak terjangnya kedepannya klak, menjadi Barometer untuk sebuah kemajuan di Lingga, yang satunya Ketua Persatuan Melayu Pulau Singkep yaitu Abang Imar, dan yang satunya lagi Panglima Gagak Hitam Kabupaten Lingga, saudara Ribut Satriawan, anak didik dan asuhan Bang Udin Pelor yang selama ini kita kenal, Beliau adalah sebagai salah seorang tokoh Melayu yang sangat disegani di Kepulauan Riau, khususnya di Kota Batam sebagai Kota Madani.

Harapan kita semua, semoga jejak bersatu yang diukir oleh dua sosok aktivis Lingga yang berdomisili di Kota Dabo Singkep ini, memancing para aktivis-aktivis lainnya yang ada di Lingga Bumi Bunda Tanah Melayu ini ikut merapat barisan demi mendorong kemajuan negeri yang berada diwilayah Kepulauan Riau yang berjulukan Negeri Segantang Lada itu.

Berita : Edi
Narasi : Suryadi Hamzah